Jumat, 07 Juni 2013

Raja-Raja Kerajaan Sunda.

                                                                             
                                                   Prasasti Kawali -  Ciamis - Jawa Barat


                                               Prasasti Batu Tulis - Bogor - Jawa Barat


                                                Prasasti di Wilayah Cirebon - Jawa Barat

                                                                            
                                                          ( Aksara - Sunda - Ngalagena )

                                                  
Pada Tulisan yang lalu ( Kerajaan Kendan / Kelang )  masa kekuasaan Raja Kendan / Kelang ke IV, yaitu Wretikandayun telah melepaskan diri dari Kerajaan Taruma Nagara menjadi Kerajaan Galuh dengan Ibu Kotanya Galuh ( = Permata ) didesa Karang Kamulyaan Cijeungjing Ciamis, Jawa Barat, sedangkan Kerajaan Taruma Nagara dibawah kekuasaan Tarusbawa / Tohaan pada tahun 670 M sudah berubah nama menjadi kerajaan Sunda dengan Ibu Kotanya di Pakuan Bogor Jawa Barat. hal tersebut berdasarkan Naskah Kuno Carita Parahiyangan  ( Koleksi Perpustakaan Museum Nasional Indonesia ) menyebutkan penerus Kerajaan Taruma Negara adalah Tohaan sebagai Cikal bakal Raja-Raja Sunda sampai Raja ke 36 Prabu Surawisesa. Sedangkan Raja Penerus setelah No.36 yang berperang dengan Banten dan Cirebon dapat dilihat / ditemukan di Sejarah Banten.

Nama Kerajaan Sunda berdasarkan Peninggalan sejarah yang mengisahkan Perjalanan Pertama Prabu Jaya Pakuan ( Bujangga Manik Maya Raja Ke I Kerajaan kendan / Kelang ) telah mengelilingi Pulau Jawa yang dituturkan sebagai berikut ;
# Sadatang Ka Tungtung Sunda, Meuntasing di Cipamali, datang ka Alas Jawa #

Raja-Raja Kerajaan Sunda menurut Naskah Pangeran Wangsa Kerta ( Kasepuhan Cirebon ) berkuasa dari tahun 932 M - 1579 M, beragama Hindu & buddha menguasai Banten, Jakarta, Jawa Barat, sebagian Jawa tengah dan bagian selatan Sumatera.
Setelah tahun 1579 Masehi kerajaan Sunda Runtuh oleh Kasultanan Banten dan dibawah kekuasaan Sultan Banten, Sultan Maulana Yusuf dan berubah ideologi menjadi Islam.

Adapun Raja-Raja Kerajaan Sunda ( Hindu / Buddha ) adalah ;
  1. Prabu Raja Tarusbawa, ( Th.670 M - Th.723 M ) adalah menantu Kerajaan Tarumanegara terakhir yaitu pada masa pemerintahan oleh Lingga Warman, menguasai Kerajaan Sunda Wilayah bagian Barat, sedangkan wilayah bagian Timur sebagai kerajaan Galuh dikuasai oleh Wretikandayun ( Th. 612 M - Th. 702 M ) dan dilanjutkan oleh Putranya Mandi Minyak yang kawin dengan Putri Raja Kalingga, dari itu mempunyai Putra Purbasora dan Bratasenawa/Sena/Sanna satu Ayah lain Ibu. Bratasenawa mempunyai Istri Sanaha berkuasa dari tahun 709 M - tahun 716 M, dan pada th. 716 Masehi mangkat karena dikudeta  oleh Purbasora yang kemudian Purbasora dilengserkan lagi oleh Sanjaya dengan bantuan Tarusbawa dari Kerajaan Sunda karena dianggap sebagai pewaris yang sah.
  2. Prabu Haris Darma / Raja Sanjaya / Prabu Rakeyan Jamri, ( Th.723 M - Th.732 M ) adalah menantu Tarusbawa dan juga sebagai Cucu Wretikandayun dari Ibu Sanaha, sedangkan neneknya adalah Maharani Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga di Jepara, Ayah dari Sanjaya adalah Bratasenawa / Sena / Sanna. Setelah tahun 732 M Sanjaya menguasai Kalingga Utara yang disebut sebagai Bumi Mataram Hindu ( berdirinya Wangsa Sanjaya Mataram Hindu ) dan kerajaan Sunda Galuh yang kemudian diserahkan kepada Putranya dari Istri teja Kancana yaitu Tamperan Barmawijaya / Rakeyan Panaraban. 
  3. Prabu Rakeyan Panaraban / Tamperan Barmawijaya, ( Th. 732 M - Th. 739 M ).
  4. Prabu Rakeyan Banga ( berkuasa dari Th. 739 M Sampai Th. 766 M ).
  5. Prabu Rakeyan  Medang yang bergelar Prabu Hulu Kujang ( Th.766 M - Th.783 M ).
  6. Prabu Giling Wesi, adalah menantu Rakeyan Medang yang bergelar Prabu Hulu Kujang ( berkuasa dari Th. 783 M  Sampai  Th. 795 M ).
  7. Prabu Pucuk Bumi Dharmaswara, adalah menantu Prabu Giling Wesi ( Th. 795 M - Th. 819 M ).
  8. Prabu Rakeyan Wuwus bergelar Prabu Gajah Kulon, ( Th. 819 M - Th. 891 M ).
  9. Prabu Dharma Raksa, adalah adik Ipar Rakeyan Wuwus bergelar Prabu Gajah Kulon ( berkuasa dari Th.891 M Sampai Th. 895 M ).
  10. Prabu Windu Sakti, bergelar Prabu Dewagung ( Th. 895 M - Th. 913 M ). 
  11. Prabu Rakeyan Kamuning Gading, bergelar Prabu Pucuk Wesi ( Th. 913 M - Th. 916 M ).
  12. Prabu Rakeyan Jaya Giri, adalah menantu Rakeyan Kamuning Gading bergelar Prabu Pucuk Wesi ( berkuasa dari Th. 916 M sampai tahun 942 M ) hal ini terbukti berdasarkan Prasasti Sanghiyang Tapak Th. 923 M.
  13. Prabu Atmaja Dharma Hari Wangsa, ( Th. 942 M - Th. 954 M ).
  14. Prabu Limbur Kancana, adalah Cucu Rakeyan kamuning Gading bergelar Prabu Pucuk Wesi ( berkuasa dari Th. 954 M - Th. 964 M ).
  15. Prabu Munding Ganawirya, ( Th. 964 M - Th. 973 M ).
  16. Prabu Rakeyan Wulung Gadung ( Th. 973 M - Th. 989 M ).
  17. Prabu Braja Wisesa ( Th. 989 M - Th. 1012 M ).
  18. Prabu Dewa Sanghiyang ( Th. 1012 M - Th. 1019 M ).
  19. Prabu Sanghyang Ageng ( Th. 1019 M - Th. 1030 M ) Permaisurinya adalah Putri Kerajaan Sriwijaya, masih kerabat dekat Raja Wurawuri Sriwijaya, 
  20. Prabu Sri Jaya Bhupati bergelar Detya Maharaja, ( Th. 1030 M - Th. 1042 M ) Putra Mahkota Prabu Sanghyang Ageng keturunan Sriwijaya, Prasastinya ditemukan di Cibadak Sukabumi yang bernama Prasasti Jaya Bhupati, Permaisurinya adalah Putri Darmawangsa dari Jawa Tengah, pada waktu Darmawangsa diserang oleh Sriwijaya disebut Perang Pralaya ( Prasasti Calcuta ), Sriwijaya runtuh pada Tahun 1025 oleh serangan Raja Chola dari India.
  21. Prabu Dharmaraja bergelar Sang Mokteng Windu Raja ( Th. 1042 M - Th. 1065 M ) Ibu kota Pemerintahan di Galuh Ciamis Jawa Barat.
  22. Prabu Langlang Bhumi bergelar Sang Mokteng Windu Kerta ( Th. 1065 M - Th. 1150 M ) Ibu Kota Pemerintahan di Pakuan Pajajaran Bogor Jawa Barat.
  23. Prabu Rakeyan Jaya Giri bergelar Prabu Menak Luhur ( Th. 1150 M - Th. 1157 M ) Ibu kota Pemerintahan di Pakuan Pajajaran Bogor Jawa Barat.
  24. Prabu Dharma Kusuma bergelar Sang Mokteng Windu Raja ( Th. 1157 M - Th. 1185 M ) Ibu Kota Pemerintahan di Galuh Ciamis Jawa Barat.
  25. Prabu Dharma Siksa bergelar Prabu sanghiyang Wisnu ( Th. 1185 M - Th. 1297 M ) Ibu Kota Pemerintahan di Pakuan Pajajaran Bogor Jawa Barat.
  26. Prabu RagaSuci bergelar Sang Mokteng Taman ( Th. 1297 M - Th. 1303 M ) berkedudukan di Saunggalah, Permaisurinya bernama Dara Puspa Puteri Kerajaan Melayu adik Dara Kencana atau Istri Raja Kerta Negara dari Singasari Jawa Timur. 
  27. Prabu Citraganda bergelar Sang Mokteng Tanjung ( Th. 1303 M - Th. 1311 M ) Ibu Kota Pemerintahan di Pakuan Pajajaran Bogor Jawa Barat.
  28. Prabu Lingga Dewata ( Th. 1311 M - Th. 1333 M ).
  29. Prabu Ajiguna Linggawisesa ( Th. 1333 M - Th. 1340 M ).berdasarkan Prasasti Batu Tulis Bogor tahun 1533 masehi / tahun 1455 Saka menyebutkan Sribaduga Maharaja Ratu Ajiguna Linggawisesa di Pakuan Pajajaran Bogor adalah Sri Sang Ratu Dewata.
  30. Prabu Ranggamulya bergelar Luhur Prabawa ( Th. 1340 M - Th. 1350 M ).
  31. Prabu Maharaja Lingga Bhuwana Wisesa ( Th. 1350 M - Th. 1357 M ).mangkat pada tahun 1357 masehi dalam Perang Bubat.
  32. Prabu Buni Sora ( Th. 1357 M - Th. 1371 M ).
  33. Prabu Niskala Wastu Kancana ( Th. 1371 M - Th. 1475 M ).
  34. Prabu Susuk Tunggal ( Th. 1475 M - Th. 1482 M ) membagi Kerajaan Sunda menjadi 2 bagian Kerajaan yaitu ; Pakuan Pajajaran oleh Prabu Susuk Tunggal berpusat di Bogor, dan Prabu Dewa Niskala bergelar Ningrat Kancana dengan Pusatnya di Kawali Ciamis Jawa Barat.                              Prasastinya adalah Prasasti Astana Gedeh ditemukan di Kawasan Kabuyudan kawali, Ciamis Jawa Barat, memakai aksara bahasa Sunda Kaganga tidak berisi candra sangkala / tahun.
  35. Prabu Jaya Dewata bergelar Sri Baduga Maha Raja Prabu Siliwangi I ( Th. 1482 M - Th. 1521 M ) menyatukan kembali 2 bagian kerajaan tersebut diatas, sehingga diberi gelar Sri Baduga Maha Raja Prabu Siliwangi I dan dikenal sebagai Pakuan Pajajaran.
  36. Prabu Sura Wisesa ( Th. 1521 M - Th. 1535 M ).
  37. Prabu Dewata Buana Wisesa ( Th. 1535 M - Th. 1543 M ) dikenal sebagai Prabu Siliwangi II.
  38. Prabu Sakti ( Th. 1543 M - Th. 1551 M ).
  39. Prabu Nila Kendra ( Th. 1551 M - Th. 1567 M ).
  40. Prabu Ragamulya atau Prabu Surya Kancana ( Th. 1567 M - Th. 1579 M ).

                                                  
                                                  Peta Kerajaan Raja Raja Pasundan


Adapun Silsilah Raja-Raja di Pasundan  adalah ;  
  1. Kerajaan Salaka Nagara, Ibu Kota di Teluk Lada Pandeglang Banten, Jawa Barat.
  2. Kerajaan Taruma Nagara, Ibu Kota di Bekasi Jawa Barat, dan Sunda Pura di Bogor Jawa Barat.
  3. Kerajaan Sunda Galuh, Ibu Kota di Pakuan Bogor Jawa Barat; di Saung Galah Kuningan Jawa Barat ; di Kawali Ciamis Jawa Barat.
  4. Kerajaan Pajajaran, Ibu kota di Pakuan Bogor Jawa Barat.
  5. Kerajaan Islam Banten, Ibu Kota Banten Jawa Barat.

Terima Kasih kepada Teman2 yang telah meluangkan waktu membaca tulisan ini walaupun tulisan ini masih jauh dari Sempurna, karena belum seluruh Bukti-bukti sejarah ditemukan.
By ; Anggulimala Putra. Google+


Nara Sumber, Peninggalan & Pustaka yang berhubungan ;
- Naskah Kuno Carita Parahiyangan ( koleksi Perpustakaan Nasional ) kropak 406.
- Prasasti Jaya Bhupati di Cibadak Sukabumi Jawa Barat.
- Prasasti Kawali / Prasasti Astana Gedeh di kabuyutan kawali, di Ciamis Jawa Barat.
- Prasasti Batu Tulis Tahun 1533 ( Th.1455 Saka ) di Bogor Jawa Barat.
- Kabuyutan Sanghyang Tapak.
- Prasasti Purnawarman di Pasir Muara dan Pasir Koleangkak di Bekasi Purwakarta Jawa Barat.
- Arca Manik, Arca Durga di Museum Nasional Jakarta.
- Candi Cangkuang di Bojong Mente Garut Jawa Barat.
- Naskah Pangeran Wangsa Kerta di Cirebon Jawa Barat Tahun 1579.
- Pusaka Naga Sastra.
- Naskah Wangsa Kerta.
- Artikel Prof.Drs.Yoseph Iskandar.
- Pustaka Rajyarajya/Bhumi Nusantara Parwa II-IV Sarga IV-VI Th.1602 M.
- Galoeh R.Arta Koesoemadiningrat, Tropenmusem olieverfschilderij voor stellende potret van de regentvan.
- Wikipedia.
- Dana Sasmita, Saleh ( Th.1983 ) Sejarah Bogor Bag.I Pemda Bogor Jawa Barat.
- Naskah Carita Waruga Guru ( tahun 1750 ).
- KF. Holle ( Th. 1869 ).
- R.NG.Poerbatjaraka Th. 1921.
- kebudayaan Sunda zaman Pajajaran Jilid II Edi.S.Eka jali, Pustaka Jaya Th.2005.
-
















































1 komentar:

  1. walaupun bangsa sunda keturunan hindu, tetap saja harus bisa melepaskan budaya hindu, maaf saya mengatakan ini untuk orang2 yg merasa muslim

    BalasHapus