Jumat, 26 April 2013

Kerajaan Taruma Nagara / Negara.


                                                          Prasasti Tugu Jakarta Utara
                                                        Candi Batu Jaya Krawang jabar 
                                                         

Pada Tahun 150 M ditatar Sunda didaerah Teluk Lada Pandeglang Banten saat ini,  berdiri sebuah kerajaan kecil oleh Rajjata Putra yang kalah perang dan terdesak oleh Maha Raja Samudra Gupta dari kerajaan Gupta Magada di India, Ia disebut juga sebagai Rajjata Putra dengan nama Kerajaannya Salaka Nagara, yang berarti ( Salaka = Perak dan Nagara = Kota ) hal ini ditulis oleh Prof. Santos dan Berita Kompasiana yang menceritakan asal usul Selat Sunda dan Laut Jawa pada zaman Es, air laut naik setinggi 60 meter dimana pada saat itu Pulau Sumatera masih bersatu dengan Pulau Jawa, serta dari Buku Wangsa kerta Pustaka RajyaRajya Bumi.
Selain itu menurut Agyre Ptolemeus pada tahun 150 M di Teluk Lada Pandeglang ada sebuah Pedusunan dengan Sesepuhnya Aki Tirem leluhur Angling Dharma dan Wali Jangkung menyebutkan  ada sebuah kerajaan kecil bernama Salaksa Nagara, tetapi karena Kerajaan ini kecil oleh Pemerintah RI tidak dimasukkan dalam Pelajaran Sejarah disekolah-sekolah dan yang diajarkan hanya mulai dari Kerajaan Taruma Nagara saja.

                                                Prasasti Ciaruteun Cibungbulang Bogor

Kerajaan Taruma Nagara, adalah kerajaan Tertua di Pulau Jawa, oleh Pedagang China disebut Toe - Poemoe pada Abad ke 5 Masehi menganut Agama Hindu Siwa dan dari 12 Raja yang berkuasa hanya Raja ke Tiga Purna Warmanlah yang lebih Populer, karena mendapat simpati yang besar dari kaum Brahmana Hindu saat itu, nama Tarum = Citarum, karena pada mulanya batas sampai Sungai Citarum yang sekarang ini antara Cianjur dengan Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Adapun Raja-Raja Taruma Nagara adalah  ;
  1. Raja Djaja Singawarman ( Th.358 M - Th.382 M ) Pendiri Kerajaan Taruma Nagara bergelar Raja Diraja Guru Djaja Singawarman dan oleh para Brahmana Hindu disebut Gurudharma Purusa, ia adalah menantu Dewa Warman ke VIII Maha resi dari Kerajaan Salam Kayana di India yang mengungsi karena terdesak oleh Kerajaan Gupta Magada yang rajanya di Perintah oleh Maha Raja Samudra Gupta waktu itu, wilayahnya mulai dari Djasinga Bogor menbentang ke Timur dengan membawahi kerajan-kerajaan kecil sebagai kerajaan disisi sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung dengan batas Sungai Citarum sekarang ini.
  2. Raja Dharmaya Warman ( Th.382 M - Th.395 M ) di Ciampea Bogor..
  3. Raja Purna Warman ( Th.395 M - Th.434 M ) terkenal karena pada tahun 417 M melakukan Penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga ( Kali Bekasi sekarang ) untuk Pengairan sawah sepanjang 11 Km dan melakukan selamatan dengan mempersembahkan 1000 ekor Sapi kepada kaum Brahmana Hindu, dan menurut Pusaka Nusantara, pada Parwa II Sarga 3 ( hal.152 - 162 ) menyebutkan bahwa pada Kekuasaan Purna Warman terdapat 48 Kerajaan Kecil kedaerahan yang membentang dari Salaka Nagara atau Rajjata Putra yaitu didaerah Teluk Lada Pandeglang Banten sampai ke Purwalingga ( Purbalingga sekarang ) Jawa Tengah dengan batas kali Brebes Jawa Tengah Saat ini.
  4. Raja Wisnu Warman ( Th. 434 M - Th. 455 M )
  5. Raja Indra Warman ( Th. 455 M - Th. 515 M )
  6. Raja Tjandra Warman ( Th. 515 M - Th. 535 M )
  7. Raja Surya Warman ( Th. 535 M - Th. 561 M ) menantunya Manikmaya pada Tahun 536 M mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg antara limbangan sampai Garut, dan Putra Manikmaya menjadi Panglima Perang kerajaan Kakeknya Taruma Nagara.
  8. Raja Kerta Warman ( Th. 561 M - Th. 628 M )
  9. Raja Sudha Warnan ( Th. 628 M - Th. 639 M )
  10. Raja Hariwansa Warman ( Th. 639 M - Th. 640 M ) pada Prasasti Purna Warman di Pasir Muara memberitakan bahwa Raja Sunda dalam tahun 536 Masehi mengubah status kerajaannya menjadi kerajaan daerah.
  11. Raja NagaDjaja Warman ( Th. 641 M - Th. 666 M )
  12. Raja Lingga Warman ( Th. 666 M - Th. 669 M ) adalah Raja Terakhir Kerajaan Taruma Nagara dan dilanjutkan oleh menantunya Tarusbawa yang kawin dengan Putri sulungnya berkuasa dari Th. 669 M  S/d Th. 723 M,  karena Raja Lingga Warman mempunyai 2 Orang Putri yaitu Manasih sebagai Putri Sulung dan Sobakancana sebagai Putri kedua dan menikah dengan Sri Djaja Nasa pendiri kerajaan Sriwijaya.

                                                               Prasasti Kawali Bogor

 
                                                              Prasasti Pasir Awi Bogor

 
                                                               Prasasti Kebon kopi

Pada Tahun 670 Masehi oleh Tarusbawa kerajaan Taruma Nagara dijadikan Kerajaan Sunda. dan Kerajaan Galuh Pakuan melepaskan diri dari Tarusbawa Taruma Nagara dengan bantuan Kerajaan Kalingga yang ada di Jepara Jawa Tengah karena Putra Mahkota Galuh kawin dengan Putri Kerajaan Kalingga, oleh karena itu sejak tahun 670 Masehi Taruma Nagara pecah menjadi 2 kerajaan yaitu ;
  • Kerajaan Sunda dengan Ibu Kota di Bekasi Jawa barat.
  • Kerajaan Galuh Pakuan dengan Ibu Kota di Bogor Jawa Barat.
Prasasti - prasasti yang telah ditemukan menggunakan huruf Pallawa dan menggunakan bahasa Sansekerta yaitu  5 didaerah Bogor, 1 didaearh Jakarta, dan 1 didaerah Lebak Banten ;
  1. Prasasti Ciaruteun di Ciampea Bogor sekarang ini, berada ditepi sungai Ciaruteun dengan sungai Cisadane Bogor Jawa Barat.
  2. Prasasti Pasir Jambu ( Koleangkak ) diperkebunan Jambu didaerah Nanggung  30 Km barat Bogor Jawa Barat.
  3. Prasasti Kebon Kopi dan Prasasti Telapak Gajah ditemukan didaerah kampung Muara Hilir, kecamatan Cibungbulang Bogor Jawa Barat dalam bentuk Puisi Anustubh.
  4. Prasasti Pasir Awi dan Prasasti Muara Sungai Cianten dengan Aksara Ikal berada didaerah Citereup kabupaten Bogor Jawa Barat.
  5. Prasasti Tugu didaerah Tugu Jakarta Utara dalam bentuk Puisi Anustubh berupa Batu bulat panjang melingkar.
  6. Prasasti Cidanghiang atau Prasasti Lebak ditemukan diditepi Sungai Cidanghiang daerah munjul Lebak Banten Jawa Barat.
  7. Prasasti Purnawarman ditemukan di sisi Muara Sungai Cisadane Bogor Jawa Barat yang menceritakan bahwa Raja Sunda Surya Warman dalam tahun 536 Ibu Kota Kerajaan Sunda Pura statusnya berubah menjadi Kerajaan daerah, karena Sang Menantu yaitu Manik Maya mendirikan Kerajaan KENDAN didaerah Nagreg antara Limbangan sampai Garut Jawa Barat, sedangkan Putra Manik Maya ikut kakeknya Raja Surya Warman sebagai Panglima Perang Taruma Nagara.   
Selain Prasasti-prasasti tersebut diatas, juga ditemukan Candi Batu Djaja ditemukan didaerah Karawang Jawa Barat, Candi Cibuaya, Candi Cangkuang di Garut Jawa Barat, Arca Buddha di Museum fur indisce kunst dahlem Berlin Jerman, Umpak di kebon Kopi, Naskah2 kuna Wangsakarta, Bubuyudhan Sanghiang para wali haur sepuh, Fa-Kao-Chi yang ditulis oleh Fasien tahun 414, Pecahan keramik China.

Sekian tulisan ini dibuat semoga bermanfaat, segala kritik dan saran membangun akan diterima dengan lapang dada demi melestarikan budaya tatar sunda Priangan Jawa Barat, terima kasih.
By Anggulimala Putra, SH.

Nara Sumber ;
Artikel dari Dinas Purbakala RI Djakarta Th. 1964, Kompas Siana, Wiki Pedia, Naskah Wangsa Kerta,  Buku Sejarah SMA tahun 1974, Dinas Pariwisata Jawa Barat, Paviliun Jawa Barat TMII Jakarta.

                                                                                                                                                                         
                                                                                                                                                                                

Kamis, 25 April 2013

Riwayat Kerajaan Singosari.

                                                      Candi Singosari Malang Jawa Timur                                                    

Pada Abad ke 10 ditahun 1220  ada sebuah hutan dikaki gunung Ardjuno hidup segerombolan perampok yang dipimpin oleh seorang Pemuda bernama "Aroka" dan beroperasi didaerah karesidenan kadipaten Malang.
Pada suatu hari serombongan perampok ini bertemu dengan seorang Pertapa yang sedang menjalani tapa Brata disebuah bukit dikaki gunung Arjuno sebelah timur atau sebelah utara kota Malang sekarang ini, Sang Pertapa memberikan pencerahan  kepada anak muda tersebut dan memberi nama "Ken Arok" yang artinya dilahirkan kembali.
Ken Arok lalu meninggalkan pekerjaannya sebagai Perampok dan bekerja sebagai tukang ngurus kuda pada  Adipati / Akuwu Tunggul Ametung di kadipaten Tumapel ( sedangkan Raja dari China Dinasti Yuan menyebut Tumapel sebagai TU-Ma-Pan ) sekarang Malang Jawa Timur.
Waktu itu Tunggul Ametung sebagai kepala karesidenan kadipaten Tumapel mempunyai seorang Istri yang sangat cantik bernama kendedes dan hendak keluar Istana, sewaktu menaiki kuda tunggangannya Ken Arok melihat ada sebuah bintik hitam dipaha Kendedes Istri Tunggung Ametung itu. dan Ken Arok lalu bertanya kepada seorang Pertapa dengan jawaban bahwa yang menikahi Kendedes akan menjadi seorang raja besar, sedangkan Ken Arok baru menjadi Pengawal Sang Akuwu Tunggul Ametung.
Tertarik akan ucapan pertapa tersebut, Ken Arok mulai mengatur siasat liciknya yaitu memesan sebuah keris kepada Mpu gandring dan lalu membunuhnya karena keris yang dipesannya belum selesai dibuat, yaitu belum ada gagangnya, mpu gandring sebelum menghembuskan nafas terakhirnya mengutuk Ken Arok bahwa kerisnya itu akan memakan korban jiwa keturunannya kelak.               Dengan akal licik Ken Arok meminjamkan kerisnya itu kepada Kebo Ijo dan  lalu dengan keris Mpu Gandring tersebut Ken Arok membunuh Tunggul Ametung Sang Adipati kemudian Ken Arok menikahi Kendedes Istri Tunggul Ametung yang sedang hamil dan Ken Arok naik tachta menjadi Adi Pati Tumapel, hal ini menurut Pararaton Prasasti Kudadu dan Prasasti Mula Malurung.
Setelah berhasil menjadi Adi Pati Tumapel, Ken Arok mengangkat dirinya sebagai Raja Singosari yang berasal dari kata Singhasari dengan gelar Sri Rajasa dan melepaskan diri dari kekuasaan Kediri / Kadiri dan mengumpulkan bala tentaranya lalu menyerang Kediri yang membawahi Tumapel pada waktu itu, Kediri pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertadjaja, dalam peperangan itu dimenangi oleh Ken Arok dari Tumapel Raja Kediri Kertadjaja tewas.
Setelah Raja Kediri Kertadjaja tewas, ken Arok memindahkan ibu Kota Tumapel - Singosari ke kediri dan dengan dukungan para Brahmana bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi dan Bhatera Siwa dari Wangsa Rajasa, berkuasa dari tahun ( 1222 - 1247 ).

                                                                    Patung Kendedes

  • Ken Arok ( Th.1222 - Th. 1247 ) selain menikah dengan Kendedes menikah juga dengan KenUmang dan mempunyai anak yang bernama Toh Djaja, sedangkan Kendedes hasil dari perkawinan dengan Tunggul Ametung mempunyai anak yang diberi nama Anusapati.     Setelah Anusapati dewasa ia diberitahu oleh Ibunya Ken Dedes, bahwa Ayah kandungnya Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok / Ayah tirinya, maka Ken Arok dibunuh oleh Anusapati, dan  Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangun Siwa Buddha Malang Jawa Timur lalu Anusapati keturunan Tunggul Ametung naik tackhta ( Th. 1247 - Th.1249 ).
  • Anusapati ( Th.1247 - Th.1249 ) menurut Nagara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca, sedangkan menurut Pararaton dan Pasasti Kudadu Anusapati berkuasa pada Th.1247 - Th.1248 Kemudian dengan cara licik Anusapati tewas dibunuh oleh Toh Djaja anak kandung Ken Arok, pada acara sabung ayam, karena Anusapati senang dengan sabung ayam dan pada waktu itulah Anusapati dibunuh, dan Anusapati dimakamkan di Candi Kidal sebagai Siwa Buddha, dan Toh Djaja naik tackhta ( Th.1249 - Th.1250 ).
  •  Toh Djaja ( Th.1949 - Th.1950 ) menurut Pararaton dan Prasasti Mula Malurung, sedangkan menurut Negara Kertagama ( tulisan Mpu Prapanca ) Toh Djaja Th.1248 dan Toh Djaja tewas dibunuh oleh Mahisa Campaka anak dari Mahisa Wongateleng dalam pemberontakan dan Mahisa Wongateleng tewas dimakamkan di Gunung Bhaya sebagai Bhatara Parameswara serta selesailah balas dendam kesumat antar keturunan itu, dan cucu Tunggul Ametung Wisnu Wardhana atau Ranggawuni anak Anusapati naik tackhta ( 1250 - 1272 ).  
  • Ranggawuni ( Th.1250 - Th.1272 ) menurut Pararaton Prasasti Kudadu dan sumber Nagara Kertagama, setelah naik kesinggah sana bergelar Sri Djaja Wisnuwardhana dan mengangkat Mahisa Cempaka sebagai Ratu Angabhaya dengan gelar Narasinghamurti serta memindahkan Ibu kota kediri ke Kutaraja dan Ranggawuni Sri Djaja Wisnuwardhana mangkat dimakamkan di Candi Jago sebagai Buddha Amogapura dengan Arca Amoghapase dan diteruskan oleh anaknya yang bernama Kerta Negara. 
  • Kerta Negara ( Th. 1272 - Th.1292 ) menurut Pararaton dan Prasasti Kudadu, dan menurut Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca dari Th.1268 - Th.1292. adalah Raja terakhir Singosari dengan Gelar Sri Maharaja Diraja Sri Kertanegara.
  •  Pada masa ini Kerta Negara banyak menaklukkan Negara diluar jawa, diantaranya Kerajaan Melayu, Daha, Campa, sehingga pasukannya berkurang dan banyak diluar jawa, dan pada kesempatan ini besannya Kerta Negara sendiri yaitu Bupati Kerajaan Gelang-gelang Jaya Katwang menyerang Kediri, maka Sri Maharaja Diraja Sri Kerta Negara tewas oleh Djajakatwang dan tamatlah riwayat kerajaan Singosari. Kerta Negara dimakamkan di Candi Singosari sebagai Siwa Buddha ( Bairawa ) Arcanya dikenal dengan nama Joko Dolog sekarang berada ditaman Simpang Surabaya Jawa Timur.         
   Semoga bermanfaat..! By Anggulimala Putra.

Referensi Sumber & yang berhubungan
Dinas Pariwisata Kab. Malang Jawa Timur, Pararaton, Prasasti Kudadu, Prasasti Mula Malurung, Nagara Kertagama, Candi Singosari, Candi Sumber awan, Candi Jago, Candi Kidal, Arca Djoko Dolok, Arca Ken Dedes, Arca Amoghapasa, Pav.Jawa Timur TMII.

                                                                                  
                                                                                                       
                                                                                                                                                                         
                                                                                                   

Selasa, 16 April 2013

Riwayat Buddha Sidarta Gautama

Masyarakat banyak mengenal Agama Buddha, tetapi apakah mengetahui riwayat lahirnya Agama Buddha tersebut..? nah disini akan diuraikan lahirnya Agama buddha dari versi Sangha Therawada Indonesia ; Buddha Siddharta Gautama.
Pada abad 600 Sebelum Masehi ( 600 SM ) di Negara India wilayah Benares sekarang terdapat sebuah kerajaan bernama Asoka dengan rajanya bernama Sri Baginda Raja Suddhodana dari Suku Sakya dan Permainsuri adalah Sri Ratu Maha Maya Dewi.
Pangeran Siddharta Gautama dilahirkan pada Th. 623 SM di Taman Lumbini, dan Ibunda Sri Ratu Maha Maya Dewi meninggal dunia 7 hari setelah Pangeran Siddharta Gautama lahir.
Setelah Ibunda Ratu meninggal dunia, sang Pangeran dirawat dan dibesarkan oleh bibinya yang juga menjadi Istri Raja Suddhodana dan Maha Patih kerajaan Asoka.
Siddharta Gautama adalah seorang Pangeran Kerajaan Asoka diramalkan oleh para Pertapa Asita Kaladewa akan menjadi Maha Raja Diraja atau akan menjadi Buddha, sedangkan seorang Pertapa tua Kondana meramalkan Sang Pangeran Siddharta Gautama akan menjadi Buddha atau seorang Pertapa bukan Seorang Raja, oleh karena itu Sang Pangeran harus hidup di lingkungan Istana dan tidak boleh melihat keadaan rakyatnya yang hidup susah, dan pada pokoknya harus bersenang-senang dengan kemewahan Istana.
Setelah mendengar ramalan Pertapa Tua dan nasihatnya tersebut Sri Baginda Raja Suddhodana menjadi murung karena tidak ada Penerus untuk Kerajaan Asoka.
Agar Sang Pangeran bisa menjadi Penerus Kerajaan, Sang Pangeran Siddharta Gautama diberi kemewahan-kemewahan Istana dan pada usia 16 tahun Sang Pangeran dinikahkan dengan Seorang Putri bernama Yasodhara, dan di usia 29 tahun dikaruniai anak dan diberi nama Rahula yang berarti sandungan / ganjalan.
Setelah mempunyai seorang putra, Pangeran Siddharta diperbolehkan Keluar Istana untuk jalan-jalan dan diluar Istananya ia melihat orang yang sudah tua sedang duduk karena Sakit, orang mati yang sedang dibawa pakai tandu untuk dikubur dan seorang Pertapa yang sedang berjalan.
Ia menghampiri Pertapa itu yang bernama Alara Kalana dan menanyakan mengapa orang bisa tua dan mati, dan mendapatkan penjelasan dari pertapa itu, maka ia kembali ke Istana.
Didalam Istana Sang Pangeran Siddharta Gautama merenung mengapa manusia dilahirkan tidak kekal bisa tua, sakit,  dan lalu mati.
Maka Suatu hari di usia 29 tahun itu ia meninggalkan Istri dan anaknya di Istana dengan menunggang kuda dengan penunggang bernama kantaka menuju hutan uruwela dan memotong rambutnya untuk diberikan ke Istana.
Sang Pangeran selama 6 tahun bertapa dibawah Pohon Bodhi / pohon sala dengan ditemani Pertapa Alara Kalana dan Pertapa Uddaka Rama Putra, dimasa laku tapa ia hampir saja mati dan bertemu dengan seorang pengembala domba dan diberi minum susu domba.
Pada Usia 35 tahun ia Sang Pangeran menjadi Buddha mendapat penerangan sempurna / penerangan agung dihutan Uruwela sekarang disebut Buddha Gaya.
Pertama kali Buddha Gautama mengajarkan dharma kepada 5 orang Pertapa di Taman Rusa Isi Patana dekat Benares, lima pertapa yaitu Kondanna, Bodhiya, Vappa, Mahanama, dan Assaji.
Ajaran dharma yang pertama ini dikenal dengan nama "Pemutaran Roda Dharma Cakka Pavattana" yang sekarang dirayakan dengan hari raya Assaddha pada setiap bulan Juli, sedangkan kelahiran, mencapai penerangan agung dan mangkatnya pada bulan yang sama, oleh karena itu dinamakan Tri Suci Waisak. ( Tiga Peristiwa Penting ).
Pangeran Siddharta Gautama sudah menjadi Buddha dan disebut sebagai Buddha Gautama mangkat pada usia 80 tahun, dan saat ini Agama Buddha pecah menjadi beberapa aliran karena perbedaan pendapat dan pemikiran yang berbeda.
Sekian tulisan ini dibuat semoga bermanfaat..!
By ; anggulimala putra.